Tangerang – Suara Investigasi – Saya gusar melihat bertambahnya jumlah korban virus Covid-19, khususnya yang ada di Banten. Mencoba melihat menganalisasi sebagai masyarakat kecil yang hari ini dibenturkan dalam keadaan serba terhimpit oleh Pandemi.
Kemudian saya bertanya-tanya sebagai rakyat kecil “Kemana Pemimpin saya? lalu apa yang telah beliau lakukan dalam menghadapi pandemic ini?, sebagai rakyat kecil saya coba untuk menakar beberapa hal yang sudah dilakukan pemerintah daerah lainnya. Ada yang melakukan Rapid Test dalam skala satu Provinsi, lalu ada yang melakukan Lockdown secara luas di Kabupaten/Kota, kemudian juga ada yang melakukan Lockdown secara sempit oleh beberapa kampung/desa, hingga RT/RW.
Kembali pada pertanyaan sebelumnya, apa yang sudah dilakukan Wahidin Halim dalam Keadaan Luar Biasa Pandemi Covid-19 di Banten? beberapa minggu yang lalu saya lihat WH sedang mengumumkan validnya warga Banten terinfeksi virus Corona melalui akun Instagram miliknya yang seharusnya itu dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Tim Gugus Tugas Covid-19 yang dilakukan setiap hari di televisi. Apakah itu merupakan kepanikan seorang Gubernur Banten? saya rasa bukan, akan tetapi yang telah dilakukan oleh Gubernur Banten jauh dari kata panic namun bersifat Paradoks, sehingga WH melakukan kesalahan yang dilakukannya secara sadar.
Saya sebagai rakyat kecil yang sudah pusing, ditambah pusing karena melihat tidak adanya kejelasan terkait bagaimana mencegah penambahan warga Banten yang terinfeksi, WH seharusnya tidak terjebak dalam hal-hal yang Paradoks, semisalnya WH terus menambah jumlah Rumah Sakit Rujukan dan melakukan penyemprotan disinfektan namun tidak melakukan Rapid Test atau tes massal agar dapat melacak penyebaran virus dan menekan angka yang terinfeksi. Apa mungkin pemimpin saya di Banten ini lupa bahwa virus tersebut juga bisa menyebar antara manusia dengan manusia lainnya, semoga tidak.
- Kemudian WH juga bisa melakukan adopsi kebijakan yang telah dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah lainnya yang sudah melakukan tindakan yang jelas dalam menangkal penyebaran virus Covid. Karena mencengangkan bisa saya katakan, per tanggal 1 April 2020, Provinsi Banten memiliki Pasien Dalam Pengawasan sebanyak 384 dan yang meninggal sebanyak 20 orang dari total data PDP yang diumumkan laman www.infocorona.bantenprov.go.id tidak hanya itu melihat letak provinsi Banten berdampingan dengan DKI Jakarta yang memiliki korban terbesar di Indonesia, kita dapat berasumsi ada kemungkinan jumlah lonjakan yang besar, jika Wahidin Halim terjebak dalam Kebijakan yang Paradoks terus menerus.Penulis adalah Ibnu Mas’ud (Presiden Mahasiswa Universitas Tirtayasa Banten).
Discussion about this post