JAKARTA, Suarainvestigasi.com – Indonesia telah mengalami penurunan stunting dari 30,8 persen pada tahun 2018 menjadi 27,67 persen pada tahun 2019. Namun dari angka stunting tersebut masih cukup tinggi. Sebab, hampir satu dari tiga balita di Indonesia mengalami stunting. Pemerintah sendiri telah menetapkan target penurunan stunting sampai 14 persen pada akhir tahun 2024.
Sangat disadari sepenuhnya bahwa tantangan terbesar dalam percepatan penurunan stunting adalah melakukan konvergensi, yang di mulai dari tahap perencanaan sampai intervensi di tingkat desa. Saat ini, terdapat anggaran Rp 29 triliun untuk pencegahan stunting yang tersebar di berbagai Kementerian dan Lembaga. Anggaran tersebut belum termasuk dana yang dikelola pemerintah daerah. Belum lagi anggaran yang dialokasikan dunia usaha dan masyarakat.
Oleh Karena itu PT Mayora Indah melakukan penandatanganan program kerja sama kemitraan antara pemerintah dengan swasta (KPS) untuk mempercepat pencegahan stunting di Indonesia. Acara penandatanganan KPS dituangkan dalam dokumen Memorandum of Understanding (MoU) kemitraan yang ditandatangani Sekretaris Eksekutif TNP2K.
MoU tersebut diteken langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto, dan CEO PT. Mayora Indah Tbk., Andre Atmadja di kantor TNP2K, Jakarta. Minggu (21/6/20)
PT. Mayora Tbk berkomitmen, untuk aksi bagi Indonesia sehingga apa yang menjadi cita – cita Bangsa Indonesia dan Pemerintah bisa segera tercapai. Program tersebut akan di laksanakan mulai bulan Juli 2020 yang mencakup 3 Provinsi yaitu Banten, Jawa Timur di 6 Kabupaten dan 7 desa yang berada di Indonesia, namun proses sosialisasi sudah di mulai sejak maret 2020.
“PT Mayora Group berkomitmen untuk aksi bagi Indonesia, dengan penandatanganan MOU tersebut semoga apa yang menjadi cita-cita pemerintah dan Indonesia dapat tercapai”. ucap Tedja Yudhono, IRGA BP M2 Mayora Group
(es/red)
Discussion about this post