Daerah

Pekerjaan Drainase Desa Dahana Tabaloho Terbengkalai, TPK Minta Jangan Diviralkan Ajak Wartawan Ngopi Bareng

Gunungsitoli – Media Suarainvestigasi.com –Pembangunan Drainase yang sedang berlangsung di Desa Dahana Tabaloho, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara tersebut menuai sorotan tajam terkait kinerja Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Proyek yang dibiayai dengan anggaran senilai Rp.149.963.153 dari Dana Desa Tahun Anggaran 2024 lalu.

Terhambatnya pembangunan Drainase dengan berbagai masalah terkait kualitas pekerjaan dan transparansi pelaksanaan. Meski demikian, TPK yang dipimpin oleh James P. Harefa, selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Dahana Tabaloho, enggan memberikan penjelasan yang memadai dan terkesan menghindar dari pemberitaan media, Senin (27/01/2025).

“Pekerjaan pembangunan Drainase yang seharusnya selesai pada akhir Desember 2024 kini masih terbengkalai hingga akhir Januari 2025. Meskipun warga berharap proyek ini dapat mengatasi masalah banjir yang sering melanda Desa mereka, kualitas pekerjaan yang ada justru memicu kekhawatiran. Dilapangan, ditemukan berbagai kejanggalan, seperti dinding Drainase yang tidak di plaster, pemasangan dinding yang tidak selesai, dan keretakan pada bagian Drainase. Selain itu, lantai Drainase hanya disusun dengan batu tanpa pengecoran sesuai standar.

Warga setempat mengungkapkan bahwa proyek ini sudah terlalu lama tidak selesai, dan mereka sangat kecewa dengan kinerja TPK yang terkesan lamban dan tidak responsif. Kekokohan Drainase pun diragukan karena dibangun dengan kondisi air yang masih mengalir, yang diduga dapat mengganggu kualitas fondasi. Selain itu, lebar dan tinggi Drainase yang tidak sesuai di beberapa bagian proyek menambah kecurigaan tentang pengelolaan yang tidak profesional,” kata masyarakat.

James P. Harefa, yang juga menjabat sebagai Ketua TPK, terlihat menghindar dari pertanyaan media terkait proyek Drainase tersebut. Dalam komunikasi via WhatsApp hari ini dengan awak media, James justru meminta agar pemberitaan mengenai proyek tersebut ditangguhkan, bahkan mengajak wartawan untuk bertemu dan “Ngopi bersama” disalah satu warung sebagai gantinya. Ketika ditanya mengenai penyebab keterlambatan dan kondisi proyek yang tidak kunjung selesai, James tidak memberikan penjelasan yang memadai dan justru menutup komunikasi lebih lanjut, malahan ia meminta agar link berita sebelumnya tidak di bagikan ke Publik.

Papan informasi yang dipasang di lokasi proyek juga tidak mencantumkan informasi yang cukup jelas mengenai panjang volume Drainase yang dibangun atau identitas lengkap dari TPK, mulai dari Ketua hingga Sekretaris. Hal ini semakin memperburuk citra TPK, karena transparansi adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam setiap proyek yang menggunakan dana Publik.

“Sebagai pelaksana proyek yang dibiayai oleh Dana Desa, TPK seharusnya menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan mematuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Salah satu kewajiban utama yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah penyediaan papan informasi yang jelas mengenai rincian proyek, anggaran, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya.

Kegagalan TPK untuk menyediakan informasi yang jelas dan terbuka, serta menghindar dari pertanyaan media, semakin menimbulkan kecurigaan mengenai pengelolaan anggaran dan kualitas pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap kegiatan yang menggunakan dana Publik harus terbuka untuk pengawasan masyarakat. Dalam hal ini, TPK Desa Dahana Tabaloho diduga telah mengabaikan kewajiban tersebut.

Warga Desa Dahana Tabaloho kini mulai resah dengan keberlanjutan proyek yang sangat mereka harapkan. Mereka meminta agar Pemerintah Kota Gunungsitoli segera turun tangan untuk mengevaluasi kinerja TPK dan memeriksa progres proyek secara menyeluruh. Masyarakat juga mendesak agar pengelolaan Dana Desa lebih transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, mengingat dana tersebut berasal dari uang Rakyat.

“Sangat disayangkan, proyek yang seharusnya menguntungkan warga malah membuat kami bingung dan khawatir. Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa proyek ini terlambat,” kata salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.

Selain itu, informasi yang berkembang di kalangan warga juga menyebutkan bahwa pembangunan Drainase ini sudah dilaporkan selesai dalam Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) oleh Pemerintah Desa kepada pihak Kecamatan, meskipun di lapangan pekerjaan belum mencapai target yang dijanjikan. Hal ini tentu menimbulkan kecurigaan besar terhadap penggunaan anggaran dan pelaksanaan proyek tersebut,” ucap warga kecewa.

“Pembangunan Drainase ini seharusnya menjadi momentum bagi Desa Dahana Tabaloho untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun, dengan adanya kinerja TPK yang diragukan, proyek ini justru menjadi permasalahan yang mengundang pertanyaan. Pemerintah Kota Gunungsitoli dan pihak terkait harus segera mengambil langkah konkret untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana dan anggaran yang telah disetujui,“ tegas warga sekitar.

Pemerintah harus memastikan bahwa TPK menjalankan tugasnya dengan penuh transparansi dan profesionalisme, serta memberi penjelasan yang jelas mengenai keterlambatan dan masalah yang terjadi. Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan Dana Desa dan kualitas proyek harus menjadi prioritas agar pembangunan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Hasil konfirmasi James P. Harefa kepada media ini via WhatsApp berikut : Minta bantu lah bang bro, link beritanya tolong jangan dibagikan lah. “Oke bale bro, mana yang terbaik saja, sebagai kawan AQ minta bantu untuk tidak begitu diekspos Karena progres pekerjaan itu kami selesaikan,”

“Selanjutnya, James P. Harefa mengajak wartawan disalah satu warung S.Plus Ngopi bareng. Alasannya karena kalau tempat S.Plus masih bebas nongkrong dan AQ bisa ngebon, mau gimana lagi bang kalau itu yang terbaik menurut bro, dan ajakan itu beberapa kali ditawarkan oleh James, namun wartawan belum ada berkesempatan untuk ketemu.

(yosi)

suarainv

Recent Posts

Polres Nias Menetapkan Seorang Ibuk RumaH Tangga Sebagai Tersangka Tuduhan Kasus Pengancaman Sajam, Memohon Keadilan!!!

Gunungsitoli - Suarainvestigasi.com -Seorang Wanita An. Libeana Bate'e alias Ina Lestari, ditetapkan sebagai tersangka oleh…

6 jam ago

BK-LSM “BLT-DD Desa Situregen, Ada Dugaan Penggelapan Hak KPM dan Dugaan Manipulasi Pelaporan Siskudes

Lebak - Suarainvestigasi.com - LSM Badan Kerjasama Lumbung Sosialisasi Masyarakat (BK-LSM) Kabupaten Lebak, menggelar audiensi…

16 jam ago

Sengketa Tanah di Bandung: Raja Galuh Pakuan Beri Ultimatum pada Tan Lucky Sunarjo

Bandung – Media Suarainvestigasi.com - Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sangga Buana, Raja Lembaga Adat Karatwan…

3 hari ago

Pembangunan Drainase Desa Dahana Tabaloho Tertunda, Tidak Transparan dan Bermasalah : LSM Minta Penyelidikan Pemerintah.

Gunungsitoli - Media Suarainvestigasi.com -Proyek Pembangunan Drainase di Desa Dahana Tabaloho, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli,…

5 hari ago

Dugaan Pungli BPNT dan PKH, Kades Rahong Sebut “Inisiatif RT” BK-LSM : Tidak Ada Kaitan Soal Agama

"Lebak - Suarainvestigasi.com - Beredarnya informasi yang dihimpun sejumlah Media Massa Online, terkait bantahan Kepala…

5 hari ago

Permudah Perpanjangan SIM, Polsek Kelapa Gading Sediakan Layanan SIM Keliling

Jakarta - Media Suarainvestigasi.com - Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Kapolsek Kelapa Gading, Kompol…

6 hari ago