Nias Selatan, suarainvestigasi.com –Kalapas Telukdalam Jumihar Bachtiar Sinurat, A.Md.,I.P.,SH, buka suara terkait meninggalnya 1 (satu) orang narapidana Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas III Telukdalam Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun, narapidana tersebut pada tanggal 19 November 2024 sekira pukul 22:40 Wib malam Atulo’o Waruwu (almarhum) sakit anggota jaga Lapas melaporkan kepada Kasubsi Kamtib diteruskan kepada Kasubsi Pembinaan yang sekaligus Plh. Kalapas dan diteruskan kesaya, saya perintahkan untuk segera dibawak kerumah sakit pada saat itu dengan kondisi hujan deras, sesampainya di RS Stela Maris Telukdalam masuk UGD langsung diperiksa oleh Dokter, disarankan untuk menginap dan pihak petugas Lapas telah memberitahukan kepada pihak keluarga almarhum.”
“Tepat pada hari Rabu 20 November 2024 sekira pukul 02:20 Wib dini hari almarhum meninggal dunia Plh. Kalapas menghubungi pihak keluarga, tetapi tidak ada yang datang karena jauh, kelurga meminta untuk dibawak ke Desa Sogaeadu dirumah almarhum, Plh melaporkan, saya langsung perintahkan untuk segera diantar, “Menurut keterangan Dokter RS Stela Maris maupun Dokter Puskesmas Telukdalam yang telah menjalin kerjasama dengan Lapas menjelaskan bahwa almarhum mengidap penyakit Hipertensi atau darah tinggi,” terang Kalapas Telukdalam via telpon kepada media Suarainvestigasi.com, Sabtu (24/11/2024) pagi.
Jumihar Bachtiar Sinurat, A.Md.,I.P.,SH menjelaskan tanggal 02 November 2024 Atulo’o Waruwu dipindahkan dari Lapas Gunungsitoli ke Lapas Telukdalam keterangan Dokter Lapas Gunungsitoli bahwa almarhum sehat, setelah kita terima dilakukan tes kesehatan oleh petugas klinik Lapas Telukdalam tubuh luarnya sehat tetapi dinyatakan bahwa almarhum Hipertensi.”
“Sekira semingu di Lapas Telukdalam kita mengundang tim Puskesmas mengadakan penyuluhan kesehatan untuk sekaligus pemeriksaan kesehatan warga binaan lainnya, dokter mengingatkan almarhum agar tetap menjaga kesehatan atau kondisi tubuh karena mengidap Hipertensi (darah tinggi) dan diberikan obat oleh dokter,” tandas Bachtiar.
Tambahnya, kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Atulo’o Waruwu. Selanjutnya, kami pihak Lapas akan berkomunikasi dengan pihak keluarga almarhum untuk menjelaskan semuanya agar tidak adanya dugaan Negatif atau asumsi-asumsi pihak ketiga terkait atas kematian almarhum ini.” ujarnya.
Oleh sebab itu, Jumihar Bachtiar Sinurat, mengatakan posisinya sedang berada diluar daerah karena anaknya sakit dan diketahui pimpinan selama cuti, Plh. Kalapas telah ditunjuk Kasubsi Pembinaan, sekitar 3 hari lagi saya kembali, dan akan kita tanyakan ke petugas serta kepada warga binaan lainnya terkait dugaan bahwa kematian almarhum tidak wajar karena ada penganiayaan.” tegasnya.
Disinggung terkait kematian Atulo’o Waruwu apakah telah dilaporkan atau diinformasikan kepihak Polres Nias Selatan ??
“Tidak kecuali almarhum berkelahi, gantung diri, bunuh diri lalu meninggal dunia baru pihak Lapas wajib melaporkan ke Polisi, meninggalnya almarhum murni mengidap suatu penyakit Hipertensi (darah tinggi) yang ia derita,” tandas Kalapas.
Terkait kematian Atulo’o Waruwu apakah Bapak Kalapas menjelaskan ke publik karena adanya dugaan keluarga atau asumsi lain bahwa kematian almarhum dianiaya ??
“Baik setelah saya kembali kita laksanakan Press Release Pers terkait dugaan kelurga bahwa almarhum meninggal karena adanya penganiayaan dalam Lapas bukan suatu penyakit yang dideritanya,” ungkap Kalapas Jumihar Bachtiar Sinurat mengakhiri.
Sesuai informasi yang diperoleh Suarainvestigasi.com dari pihak keluarga almarhum dirumah duka yang diterbitkan media ini beberapa hari yang lalu judul, “(Napi Lapas Kelas III Telukdalam Tewas Mendadak, Kelurga Menduga Tidak Wajar Ditemukan Kejanggalan)”.
(yosi)
Discussion about this post